Namanya senja. Dia kawan yang mengenangmu saat ini. Tapi dia bisu meskipun aku terus berceloteh tentangmu. Hanya gerimis di matanya yang berkilauan dan mengkristal.
Hilangkan lelah kenangan tadi malam, seseorang bahkan masih terletih-letih di kamarnya. Lupa ia menyibakkan tirai air mata dan mematikan pelita rindu. Juga masih mabuk karena selintas senyummu dimimpinya lah penyebabnya.
Dan bila ia telah lama jenuh menunggu, dan aku sudah lelah mencari, bagaimana kami kan kau pertemui?
Perempuan adalah misteri, Mata perempuan saja sudah sedalam lautan, bayangkan sedalam apa hatinya.
Cinta saja bisa di sulap, bagaimana dengan rindu(?)
Ketika kau lihat dia sekarang, fikir juga lah dia seorang penghibur kesusahan, seorang yang tenang jiwa nya, seakan dia kau sangka tak punya beban hati. Tapi sebenarnya dia seorang pemenung, penghiba hati, batinnya bertarung
diantara harapan kosong dan keinginan yang patah, suka menyisihkan diri ke sawah yang luas, suka merenungi wajah merapi, dan
sering dia melamun seperti para perokok berat. Yah itulah, kau sedang memandangku!
Cinta itu subjektif. Dan berpisah kadang jadi jalan yang paling objektif. Hanya kamu yang terlihat samar; kau tak nyata! Kau siapa?
You still make me smile, in my nightmare.
Terkadang bingung harus memilih mengenang apa hari ini. Jika cuaca sampai panas membakar akan membuatku mati kehausan rindu. Pun jika hujan gerimis turun menggenang lah ia di langit-langit dadaku sampai sesak.
Sungguh. Setelah perempuan-perempuan ikut tidur bersama anaknya, setelah anak muda selesai mengaji di surau, setelah ayam masuk kandang, setelah semua lampu dipadamkan, setelah tikus dimangsa burung hantu, dan nasi makan malam telah dingin, dia masih terpaku melihatkan bulan terang benderang, bulan di antara tanggal 15 dan
Dia ajak alam besar itu bertutur, percakapan jiwanya sendiri, seakan mengadukan nasibnya yang malang, yang patut alam itu ikut meratapinya..
Bayangan sekilas itu muncul diantara hari sabtu dan minggu yang di pisah senja dan ufuk. Sama persis seperti jeda iklan diantara berita cuaca dan olahraga. Ya! Kamu!
Lalu pada malam itu, naik lah dua doa
permohonan gaib; sedang engkau terisak meminta aku agar hilang dari hatimu, dan aku hanya meminta padaNYA dengan sisa cahaya yang redup disana. Lalu tuhan pun menertawakan..
Dilembaran hari yang mana dariku kau akan
berhenti bersembunyi? Aku takut jika akhirnya aku terbiasa sendiri lalu berhenti mencari.
Hanya menjadi tissu penyeka air mata yang
mengkristal di pipimu saat kau menangis, lalu kau buang di sudut gelap hatimu. Ah, sial. Sekarang kemana harus ku cari penghapus kesepian saat ku butuh. ...Engkau?
Terimakasih.. Hanya dengan ber 'Hai..'saja
kenangan selama apapun akan terobati. Seperti musafir gurun pasir yang hanya diberi segelas air saja, meskipun belum cukup sembuh ternyata.
Kau begitu langit yang jauh terengkuh. setetes gerimis rindu malam ini hanya mengingat kau tersenyum, aku meleleh. Kau menangis, aku sakit. Sial.
Untuk jodohku yang disana, cantik dan kaya
juga tidak apa. Asalkan sholehah dan terimaku seadanya. Selamat malam minggu saya(ng). aku single, Kamu siapa?
Bunga yang bermekaran dipinggir jalan juga
mulai ikut berganti. Aku masih berfikir apa nama bunga yang bermekar di musim itu? Ah, bukan urusanku sekarang. Yang jelas aku ingat saat tertiup angin dulu, bergemetar tanganku mengingat harumnya yang memabukkan rindu..
Bukanlah maksud. jangan tersenyum seperti itu padaku, aku tak mau separuh hatimu jatuh tertinggal disini. Mewariskan benih yang nantinya terkadung menjadi cinta dan rindu..
Kau dilahirkan dengan kemampuan untuk
terbang setelah jatuh. Tapi kenapa kau memilih untuk merangkak setelah itu?
Bermacam2 perasaan yang bergelora hebat
semalam itu dan jiwa nya ganjil, beraneka warna, bercampur diantara cinta dan takut, kesenangan pikiran dan kesedihan, bertempur di antara pengharapan yang besar dan keinginan yang dirasakan patah. Dalam dia menangis, tiba-tiba berganti tersenyum. Dalam senyum dia kembali
mengeluh panjang. Entahlah, dia sendiripun masih ragu. Padahal biasanya senyuman dan air mata itu adalah dua musuh yang tak mau berdamai.
Nanti, pada waktunya, aku akan menjadi ayah, kakak, teman, suami, kekasih, imam dan segala peran yang kau butuh agar nyaman. Percayakan saja padaku, bila kau mau, pasti ku mampu..
Rindu barangkali deret harap yang patah di lelah penantianmu. Sedangkan cinta, mungkin ia hanyalah sinonim dari sesuatu yang telah lama hilang. Sama saja....
Tuhan tidak pernah tidur. Dia ciptakan kopi
sebagai barang bukti. Selamat malam para
penikmat insomnia
Kadang aku ingin menjadi seekor semut, yang mati bahagia saat coba meraih ujung senyum manismu, manisku.
Kau lah entah yang belum juga mampu ku
jamah, sedangkan aku pengembara yang mulai lelah, bersandar pada doa-doa yang tabah.
Bila kau, ragu yang menggantung di ujung
dedaun itu. Maka doaku pastilah reranting, yang menahanmu dari jatuh, memelukmu dari jauh.
Misalnya kau mengacuhkanku, takkan aku
gelisah. Anggap saja kini aku menjelma angin, tak mungkin tak kau hirup meskipun kau tak ingin, karena kau sebagai udara Yang di hisap dalam liku nafas hidupku yang turun naik.
Hanya sesaat saja, dan itupun membuatnya
retak terbelah. Bukan sepele jika dibiarkan terlalu lama. Karena sama pentingnya dengan sikat gigi waktu malam, yang membuatmu takkan mudah tidur karena sakitnya.
Bulan sabit, secangkir cappucino dan sebuah file curian bernama '428214_n.JPG'. Ah, maaf. Belum sempat kuganti menjadi 'KAU.jpg'..
Saat tak seorang pun bisa diajak bicara. Aku
terkadang bercerita pada segelas kopi, lalu
menyeruput kesunyian dalam- dalam, menghirup pahit manis aroma kenangan.
Ingin menjadi korek api. Walau tak mampu
menyala sendiri, setidaknya mungkin dapat
menawarimu hangat, saat kau merasa sepi dalam dingin yang pekat. Saat mentari pagi datang terlambat.
Ketika jatuh cinta, akan ada satu nama yang
mengencangkan debar jantungmu. Saat terluka, nama itu meloncat ke paru-paru, mencekik, menyesakkan seluruh hela napas di dadamu.
Masih berusaha keras untuk "menjadi diri
Anda?" Mengapa Anda tidak menerima permintaan
saya untuk "menjadi milikku". Itulah lebih mudah
Adalah kau, pelita yang pudarkan gulita.
Seseorang yang selalu kupinta dalam doa-doa, yang masih Tuhan jaga, hingga akhirnya nanti kita bersama.
Aku melihat kebahagiaanmu seperti melihat
pelangi. Cahaya yang berada diatas kepala orang lain. Dan aku pun terusir menjadi bayanganmu.
(TERIMAKASIH TELAH MENJADI ALASAN KU UNTUK SENYUM-SENYUM SENDIRIAN)