Tentang Burung-Burung
Ada sore yang tak akan kulupa sore ketika aku duduk diam menatap langit yang mulai berubah warna dari jingga ke ungu, dan sekumpulan burung melintas di atas kepalaku. Mereka terbang rendah, lalu naik tinggi lagi, membentuk pola yang tak teratur namun indah. Tidak ada tanda kekhawatiran dalam gerak mereka. Tidak ada ketegangan, tidak ada perhitungan. Hanya kebebasan yang murni. Di tengah diam itu, sebuah ayat muncul di dalam benakku, seperti suara yang tak datang dari luar: “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” (Matius 6:26) Ayat itu sudah sering kudengar, tapi sore itu untuk pertama kalinya aku benar-benar mendengarnya. Aku melihat burung-burung itu, dan sesuatu di dalam diriku mulai retak perlahan. Selama ini aku hidup dalam ketegangan yang halus namun terus-menerus: harus men...