aku melebur bersama tenggelamnya matahari

aku pagi kau malam, kita mungkin memanglah telah berbeda 

kita masih menjadi daratan, dangkal,
 
berujung. tiap detik tumbuh, tinggi hingga menyamai langit, langit lagi, langit lagi, lagi, lagi, lagi.

kita akan bersama-sama mengairi ladang kita, memberi makan ternak-ternak kita dan sesekali bercanda gurau di halaman rumah kita.

setahuku, jika kebahagiaan sendiri dikorbankan utk oranglain, itu pasti bukan sbuah tujuan hidup. kecuali, jika itu adlh kedua orangtua-mu.

aku tidak sedang menunggu keajaiban. mengemis dengan derai seperti hujan deras. untuk apa jika bukan danau ditengah ladang gersang?

duri telah mati suri, lembut seperti puisi. aku berada di dekatmu. berpulanglah bersama ribuan bintang menjelang pagi.

apa kau bisa kembali sebelum gelap?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Consciousness: The Gateway to Living Stillness

Her

Ketika Diam Lebih Keras dari Penjelasan